Baru-baru kemarin dalam laga Final Liga Champions Eropa 2020/2021 mempertemukan perwakilan Inggris yaitu Chelsea dan juga Manchester City. Keduanya menampilkan permainan memukau dalam 90 menit jalannya laga. Pertandingan sengit tersebut menghasilkan gelar kedua Liga Champions Eropa bagi Chelsea.
Kemenangan ini turut dirayakan oleh penggemar/fansya diberbagai dunia tak terkecuali di Indonesia. Berbagai postingan di media sosial muncul merayakan kemenangan ini atas tim Inggris lainnya yaitu Manchester City. Gambar pemain idola yang didominasi berwarna biru seharian berkeliaran di media sosial. Sorak-sorak kemenangan inipun tidak berhenti sampai disini, olokan ke tim rival hingga membandingkan capaian klub menjadi kepuasan sendiri bagi mereka. Tak cukup dengan klub rival, kemenangan ini juga menimbulkan kecurigaan bagi mereka sesama fans tim mereka sendiri. Kecurigaan muncul akibat fans ini baru terlihat ketika sebuah klub baru juara. Ketidaksamaan dalam mendukung tim baik dari keterpurukan hingga meraih gelar menjadi bumbu pembanding. Selain itu membandingkan siapa yang lebih dahulu dan lebih awal mendukung tim tersebut adalah fans teristimewa, sebab alasannya merekalah yang lebih lama tahu serta paham sejarah klub.
Dukung Chelsea pas zaman David Copeland, saat Indonesia dijajah Belanda, berawal dari kakek buyut gw iseng pinjam HP kompeni buat nonton, dari situ darah Chelsea gw mulai ada
Melihat quotes di atas, merugilah mereka yang baru lahir beberapa tahun belakangan. Sebab untuk memilih klub yang tiba-tiba juara akan banyak menimbulkan kontra bagi mereka fans klub yang lebih awal lahir. Maka agar dipandang fans sejati seorang fans klub bola perlu mempelajari bagaimana seluk beluk sejarah tim yang didukung, pemain sebelum era kejayaannya, serta tahu bagaimana sulitnya saat klub kesayangan sedang nihil gelar.
Sejak mengikuti dunia persepakbolaan sejak awal abad ke 20, aku punya beberapa list klub Sepakbola yang sering menjadi sasaran klub dengan label fans karbitan. Barcelona dengan Messinya, Real Madrid dengan Ronaldonya, serta datangnya uang "Arab" menjadikan Manchester City dan Paris Saint Germain yang menjadi sasaran sebagai fans karbitan. Baru-baru ini diakhir tahun 2021, Newcastle United juga berubah menjadi salah satu klub terkaya di dunia, lagi-lagi masuknya investor dari Arab membuat klub ini mulai dilirik sebagai salah satu penantang terkuat di Liga Primer Inggris. Nah, dengan hadirnya Newcastle United, bisa kami prediksi bahwa akan ada "fans karbit" yang akan muncul.
Opini kami, rasanya memperdebatkan fans karbitan dan fans sejati, bukanlah masalah yang harus terus dibesar-besarkan. Karena setiap orang berhak menentukan klub mana yang akan mereka dukung. Selagi masih bisa menikmati permainan klub yang didukung atau juga bersorak bersama merayakan kemenangan dan kekalahan, bukankah akan jauh lebih indah untuk diceritakan kelak?
Sekian dari saya, terima kasih.
Comments
Post a Comment