Skip to main content

Apa kabar BITALK?

Awal pandemi rasa-rasanya menjadi sosok yang produktif diluar rutinitas pekerjaan yang begitu-begitu saja. Waktu yang jauh lebih banyak di rumah seolah begitu mudah untuk mencari aktivitas baru. Hal ini berawal dari mimpi sejak duduk dibangku kuliah dulu, yang selalu terngiang-ngiang kalau suatu saat nanti, selepas kuliah ingin mengumpulkan berbagai pecinta sepakbola yang ada di Bima (daerah saya dibesarkan) untuk membahas kondisi dan tantangan sepak bola yang masih jauh dari level persepakbolaan di Pulau Jawa. 

Angan-angan yang selalu terbayang bertahun-tahun akhirnya terwujud dalam suatu forum diskusi yang juga menjadi cikal bakal kelahiran sebuah platform wadah diskusi online Bima Talk (BITALK) pada 4 Juli 2020. Pada agenda pertama BITALK, tema yang diangkat adalah "Bincang Bola : Prospek Sepakbola Bima" dengan mengundang pesepakbola aktif di Liga 1 saat itu Rangga Muslim yang bermain untuk Bhayangkara FC, Dokter Tim Nasional sepakbola U-19 Ifran Akhmad, dan juga akademisi bidang olahraga Rabwan Satriawan. Saat poster edisi pertama dipublikasikan, respon positif dari para peserta cukup baik, dengan banyaknya peserta yang mendaftar dalam diskusi. Penyelenggaraan diskusi ini bisa diklaim sebagai diskusi pertama dan terbesar secara online di Bima dengan di inisiasi oleh para pecinta sepakbola. Berbekal keinginan kuat untuk menyelenggarakan kegiatan BITALK, ditengah ketidakpercayaan diri dengan poster yang dibuat karena kemampuan desain yang terbatas, akhirnya postingan desain pertama tersebut berani dipublikasikan melalui facebook dan instagram pribadi. 

desain awal


Redesain poster oleh Dendy Adi Nirwana (design advisor)

Dalam proses membangun BITALK saya tidak sendiri, saya mengajak teman saya yaitu Nahzim Rahmat yang juga merupakan teman saat SMA dulu. Uniknya dalam menyelenggarakan edisi awal BITALK posisi kami berdua tidak ada yang berada di Bima, saya di Bogor sedangkan Nahzim saat itu berada di Hanoi, Vietnam dengan agenda penelitian dan saat itu kondisinya sedang terjebak belum bisa balik ke Indonesia karena kondisi Covid yang sedang dalam trend naik di Vietnam. Disamping kami berdua terdapat orang dibalik layar yang terus memberikan support tentang bagaimana idealnya BITALK bisa berlangsung yaitu Dendy Adi Nirwana. Idenya yang segar membuat BITALK selalu berbenah dari minggu ke minggunya terutama dalam support ide desain yang bisa dikatakan sangat brilian.

Seiring dengan keberhasilan kami dalam mengumpulkan massa pada pertemuan pertama, kepercayaan diri untuk membuat diskusi seri lainnya semakin bartambah. Melalui relasi kami selama bekerja dan kuliah, beberapa narasumber berhasil di minta waktunya untuk berbagi pengalaman dalam bidangnya. Pemilihan narasumber juga menjadi pertimbangan penting bagi kami. Keputusan untuk menggunakan narasumber lokal (Bima & Dompu) menjadi prioritas utama. Hal itu selaras dengan slogan (unpublished) yang kami inginkan dari Bima, oleh Bima dan untuk Bima. Bima (Mbojo) yang dituliskan merujuk kepada suku asal Kabupaten/Kota Bima dan Dompu.

Sempat aktif beberapa waktu lalu, setahun kebelakang BITALK mulai jarang terlihat karyanya. Adanya beberapa kegiatan dan mulai banyaknya aktivitas pekerjaan membuat agenda pengembangan BITALK menjadi sedikit terhambat. Bagi saya keinginan untuk bisa mengembangkan BITALK masih sangat besar. Apalagi jika melihat jumlah follower Instagram bima_talk yang berhasil kami kumpulkan mencapai 250 orang. Meskipun banyak yang menilai untuk jumlah follower ini terbilang kecil, namun setidaknya orang-orang yang telah mengikuti instagram kami sudah mempercayakan BITALK sebagai salah satu media informatif. Semoga dalam waktu dekat, BITALK bisa kembali untuk terus berbagi dan menginspirasi. Doakan !!!

Comments

Paling Sering dibaca

Membangun Kesadaran : Sebuah Upaya Konservasi

#DuyungmeLamun - Bagi orang awam, lamun sering disalahartikan dengan rumput laut. Bentuk lamun yang menyerupai rumput di daratan, sering membuat orang menyebut lamun dengan sebutan rumput laut. Padahal sudah sangat jelas bahwa keduanya memiliki bentuk yang berbeda.

Alasan Saya Hijrah

Dunia terus berubah, pikiran terus berkembang, hidup terus bergerak. Tertanggal 29 April 2018 disaat orang-orang sudah terlelap, saya mengambil keputusan, keputusan yang menurut saya tidak mudah untuk dilepaskan.Semoga ini menjadi titik awal yang baik dan semoga kalian mengerti. Sebelumnya saya telah memiliki blog dengan nama septiyan1.blogspot.com. Namun beberapa hari terakhir saya berpikir untuk kembali aktif di dunia perblogan dengan sebuah akun baru. Bukan karena apa, saya rasa saya membutuhkan blog profesional yang akan menemani saya kedepannya. Lalu apakah blog sebelumnya tidak profesional? Baik saya akan menjelaskan kembali, memang beberapa hari terakhir keinginan untuk kembali aktif di blog sudah hampir menjadi bom waktu di kepala. Melihat teman-teman saya yang terus menggunakan blog mereka untuk berbagi cerita tentang hal yang mereka punya, saya kira menarik. Menarik untuk mengagumi tulisan orang, tapi apakah cukup untuk sekedar mengagumi tulisan orang? Saya ra

Sekilas tentang Standar Pelayanan Minimum

Beberapa kali mengikuti kegiatan di daerah, ataupun penyelenggaraaan kegiatan yang berkaitan dengan daerah, topik Standar Pelayanan Minimum (SPM) merupakan sebuah pembahasan yang tidak terlewatkan untuk dibahas. Umumnya, pakar yang diundang dalam membahas SPM berasal dari Kementerian Dalam Negeri yang juga merupakan pengampu SPM. Adanya kebutuhan peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang memadai menjadi salah satu dasar dibentuknya SPM. Source :  Indonesia Baik Pada dasarnya tulisan ini dibuat untuk membantu penulis untuk lebih jauh memahami pengetahuan tentang SPM. Dengan tulisan ini setidaknya penulis harus membuka beberapa dokumen agar tulisan ini bisa sedikit berbobot, dan menjadi sarana belajar bagi pembaca setia blog ini. Cerita awal SPM bermula dari pemberian kewenangan/otonomi yang luas kepada daerah dengan tujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang terlihat dari adanya peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Selain itu daera