Memasuki pekan ke-11 Liga 1 Indonesia, bagi pecinta sepak bola tanah air, rasanya sayang untuk melewatkan dua big match syarat dengan rivalitas yang kuat antara 2 klub sepakbola di timur pulau Jawa dan 2 klub sepak bola di bagian barat pulau Jawa. Pertemuan antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya serta Persib Bandung vs Persija Jakarta akan menarik atensi publik Indonesia pada akhir pekan itu.
sumber : vecteezy.com/Suthep Phunsawat |
Dari dua big match yang ada, laga pembuka akan dilaksanakan oleh Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Ditengah rivalitas kedua suporter yang begitu kuat, hingga belajar dari pengalaman masa lalu panitia pelaksana pertandingan menghimbau agar suporter Persebaya Surabaya untuk tidak hadir di stadion Arema Malang. Tujuannya untuk menghindari gesekan antarsuporter yang tidak diinginkan. Selain itu dalam laporan kepolisian yang beredar di media sosial, pelaksanaan pertandingan antara kedua kesebelasan disarankan untuk dilaksanakan sore hari pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan faktor keamanan, namun tanpa ada keterangan yang jelas, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai pengelola liga Indonesia tetap melaksanakan pertandingan pada pukul 20.00 WIB. Dari apa yang dilakukan, setidaknya langkah-langkah antisipatif dalam pertandingan sudah dipersiapkan.
Pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya
Arema Malang dan Persebaya Surabaya tampil dengan komposisi pemain terbaik termasuk pemain-pemain yang baru saja membela tim nasional Indonesia. Seperti yang sudah diprediksi, laga derbi Jawa Timur akan berjalan ketat. Sempat tertinggal dua gol di awal babak pertama, lima menit sebelum turun minum, "Singo Edan" sebutan Arema Malang mampu melesakkan dua gol balasan atas Persebaya Surabaya. Skor imbang 2-2 berakhir di babak pertama.
Lepas turun minum, pada babak kedua Persebaya dengan dominasi pemain mudanya kembali mampu mencetak gol ketiganya. Merespon gol ketiga, Arema terus menyerang pertahanan Persebaya, namun gol ketiga yang dicetak pemain Persebaya rupanya merupakan gol penutup pertandingan. Skor 3-2 berakhir untuk kemenangan Persebaya Surabaya. Hasil akhir ini juga mengakhiri rekor buruk Persebaya atas Arema yang tidak pernah menang setelah 23 tahun lamanya saat bertandang di kandang Arema.
Sayangnya, pertandingan kedua kesebelasan yang berjaan seru ternodai dengan tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang. Berdasarkan keterangan kepolisian pada Jumat (07/10/2022), tragedi tersebut mengakibatkan 678 orang menjadi korban yang terdiri dari 547 orang luka-luka dan 131 orang meninggal dunia. Berdasarkan data Kementerian PPPA, dari total yang meninggal, 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun. Peristiwa di Kanjuruhan merupakan tragedi Sepak bola dengan jumlah korban tewas terbanyak kedua di dunia setelah kejadian di Stadion Nasional, Lima, Peru, dengan korban meninggal sebanyak 327 jiwa (24 Mei 1964).
Dampak kejadian ini, berbagai laga di liga Indonesia dihentikan sementara waktu sampai batas waktu yang belum ditentukan
Dunia berduka
Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan membuat sepak bola dunia berduka. Berbagai liga sepak bola dunia berbelasungkawa dan mengecam peristiwa berdarah yang telah terjadi. Dukungan kepada para korban terus berdatangan. Terbaru, bentangan tulisan "Justice For Kanjuruhan", "Malang, kamu tidak sendirian" oleh suporter Borrussia Dortmund (Jerman) saat timnya bertanding melawan Bayern Muenchen pada Sabtu (8/10/2022). Pada pekan ke-8 laga yang mempertemukan antara Manchester City vs Manchester United terlihat kedua kesebelasan menggunakan pita hitam sebagai bentuk duka yang mendalam atas tragedi Ksnjuruhan. Sementara La Liga Spanyol dan Eredivisie Belanda melakukan Minute of Silence selama satu menit. Tragedi ini juga tidak luput dari pemberitaan media Internasional ternama seperti Washington Post, New York Times, BBC, serta Guardian.
Gagalnya Penanggulangan Bencana
Tingginya korban jiwa yang berjatuhan, patutnya penyelenggaraan kegiatan sepak bola nasional dievaluasi secara menyeluruh. Dari kacamata penanggulangan bencana, tragedi Kanjuruhan merupakan bagian dari bencana. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 menjelaskan bahwa Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dalam hal penyelenggaraan bencana disebutkan bencana meliputi bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Selanjutnya, bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. Kemudian dijelaskan bahwa lembaga yang berwenang dalam penanggulangan bencana adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Berdasarkan penjabaran di atas, dengan jatuhnya korban jiwa bahwa tragedi yang terjadi di Kanjuruhan merupakan bagian dari bencana sosial. BPBD sebagai lembaga koordinasi penanggulangan bencana sejatinya dapat berperan aktif terutama dalam mengantisipasi kejadian bencana yang dapat timbul dari pertandingan sepakbola. Sebagai lembaga strategis, BPBD dapat berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik pihak keamanan (kepolisian dan tentara), panitia pelaksana pertandingan, koordinator suporter, dan berbagai unsur pendukung pertandingan lainnya untuk secara bersama-sama menyusun rencana kontigensi (proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada suatu keadaan atau situasi yg diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi). Dengan disusunnya perencanaan kontingensi, penyelenggara kegiatan dapat menganalisis dampak potensi krisis, sehingga menghasilkan langkah pencegahan lebih awal dengan tepat, efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terkait hal-hal yang diperdebatkan kepolisian terkait protokol dalam mengendalikan massa dan juga protokol pelaksanaan pertandingan sebagaimana regulasi dari FIFA beberapa waktu lalu, hendaknya dapat dibahas dalam penyusunan rencana kontigensi sehingga menghasilkan sebuah kesepakatan bersama dalam pengambilan skenario saat terjadi keadaan darurat
Ringkasnya secara ideal, dalam pelaksanaan pertandingan sepakbola dengan melibatkan jumlah massa yang besar, diperlukan koordinasi yang intens oleh pihak yang berwenang dalam hal menyusun langkah strategis serta menyusun skenario yang disepakati secara bersama. Kemungkinan adanya gesekan antarsuporter ataupun hal-hal lainnya dalam keadaan darurat pada dasarnya sudah terlihat dari penyusunan rencana kontijensi yang dipersiapkan secara matang. Disamping itu, pemberdayaan suporter secara berkala dalam menghadapi keadaan darurat harus selalu gencar untuk disosialisasikan. Langkah strategis yang telah dipersiapkan secara matang dan sesuai prosedur dapat menekan atau meminimalkan risiko dampak bencana.
Comments
Post a Comment